AswajNews_Kamis (17/10/2024) Ikatan Pelajar Santri Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep (IPSAS) kembali menggelar tikar yang dikemas dengan tema pengajian umum dalam rangka walimatul ursy dikediaman saudara Muhammad Farihin dengan saudari Nur Jamilah Airina Desa Padangdangan, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep.
Acara ini
dihadiri oleh ratusan masyarakat setempat beserta sejumlah tokoh masyarakat dan
tak lupa masyaikh Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep.
Seperti
biasa acara diawali oleh pasukan banjari Al-fatih PP ASWAJ, saudari Wulandari
sebagai pemutar roda acara. Selanjutnya KH. Muh Unais Ali Hisyam selaku
pengasuh Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah membuka acara pengajian umum
tsb.
Pembacaan
bingkisan malaikat jibril oleh saudari Salsabila Sudarisman Sh dengan saudari
Dewi Hanifah sebagai sari tilawahnya, sholawat nabi oleh Jam’iyah Hadrah
Al-Fatih kemudian sambutan pengurus Pondok Pesantren ASWAJ oleh Ustad Suryadi,
sekapur sirih oleh Ustad Herman.
Mau’idzoh
hasanah yang pertama di dawuhkan oleh KH. Mahain Kholil Imam pengasuh Pondok
Pesantren Tengginah (Ambunten), beberapa penyampaian beliau yang penulis catat
antara lain :
“ Beliau menjelaskan mengenai makna kata nikah
(نكاح)
yaitu :
Huruf nun memiliki makna nikmat, kaf adalah
karomah, alif adalah ulfatan (kasih sayang) dan ha’ bermakna hikmah “
“ Tugas seorang istri pada dasarnya ada 2 yaitu
: Melayani suami dan menjaga hartanya “
Selanjutnya
mau’idzoh hasanah yang kedua oleh Lora Ahmad Sa’dud Daro’in putra dari KH. Musleh
Adnan sekaligus pembacaan do’a, penjelasan yang penulis rangkum dari dawuh
beliau antara lain :
“ Yang sulit bukanlah cinta akan tetapi
mempertahankannya karena ketika sudah menikah sepasang suami istri akan
mengetahui kekurangan dan kelebihannya masing-masing itu yang sulit”
“ Beliau juga menceritakan tentang kisah Nabi
Musa As yang membelah batu yang didalamnya berisi ulat yang berdzikir kepada
Allah SWT “Aku berada didalam batu saja kecil, tidak pernah Allah SWT
lupakan dan selalu Allah SWT beri makan” kata ulat tersebut”
“ Jika seseorang menginginkan keterangan ketika
beribadah kepada Allah SWT maka harus mengurangi makan”
Sedangkan acara yang terakhir pemberian kenang-kenangan oleh Orda IPSAS kepada saudari Nur Jamilah Airina dan ditutup dengan penampilan-penampilan yang telah disajikan oleh putra dan putri Orda IPSAS (Ikatan Pelajar Santri Ahlussunnah Waljamaah), penampilan yang pertama dengan tema “The Guardian Of Nusantara” oleh putri ipsas musikalisasi puisi yang ditampilkan kali ini berisi tentang keindahan-keindahan Nusantara serta mengandung beberapa sejarah para pahlawan dalam memerdekaan Negara Indonesia. Penampilan yang kedua oleh putra ipsas dengan tema “Ampuni aku Tuhan” drama yang disutradarai oleh Moh Ubaidillah (Pengurus Orda Ipsas) ini menceritakan tentang seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya sehingga ia menyesali perbuatannya, dalam kisah inspiratif ini tentunya banyak mengandung fakta dan hikmah yang dapat direnungi untuk dijadikan pelajaran dalam kehidupan nyata.
FOTO DOKUMENTASI
0 Komentar:
Posting Komentar